Human Epidermal Growth Factor Receptor-2 (HER-2)

Analisis Kadar Human Epidermal Growth Factor Receptor-2 (HER-2) untuk Diagnosis Kanker Payudara

Pada 2008, tercatat 1,4 juta perempuan di seluruh dunia didiagnosis mengalami kanker payudara dengan sekitar 459.000 kasus kematian. Perkiraan angka survival relatif selama lima tahun bagi penderita kanker payudara berkisar pada presentase 12% di Afrika dan mencapai 90% di Amerika Serikat, Australia, serta Kanada (Youlden et al., 2012). Tingginya tingkat survival rate penderita kanker payudara di negara-negara maju selama beberapa dekade terakhir tersebut dikaitkan dengan berkembanganya metode deteksi dini serta akses layanan pengobatan. Oleh karena itu, deteksi kanker payudara sedini mungkin dan pemantauan secara kontinyu menjadi kunci penting untuk mengurangi tingkat kematian akibat penyakit ini.

Diagnosis kanker payudara sendiri dilakukan dengan pengambilan sampel melalui biopsi. Sampel yang didapat lantas dilakukan analisis lebih lanjut dengan pemeriksaan reseptor penanda dari kanker seperti Estrogen Reseptor (ER), Progesteron Reseptor (PR), dan Human Epidermal Growth Factor Receptor 2 (HER-2). Kadar ER, PR, HER-2 pada sampel jaringan yang telah diambil tersebut mampu menjadi marker stadium klinis pasien kanker payudara.

HER-2 merupakan reseptor tirosin kinase transmembran yang termasuk dalam famili epidermal growth factor (EGF). Dalam kondisi normal, reseptor ini memegang peranan penting untuk mengendalikan pertumbuhan, pertahanan, perbaikan, dan migrasi/motilitas sel. Menurut Olayioye (2000), abnormalitas aktivasi dari HER-2 terbukti mengarahkan pada terjadinya transformasi onkogenik. Pada sekitar 25% kasus kanker payudara, gen HER-2 membuat salinan gen yang berlebih sehingga menyebabkan sel-sel payudara menghasilkan terlalu banyak reseptor HER-2 (over expression). Abnormalitas tersebut mendorong proliferasi sel kanker payudara, memicu peningkatan derajat keganasan sel kanker, metastasis kelenjar getah bening, dan prognosis yang buruk.

Meningat potensi onkogenik dan mitogenik dari abnormalitas aktivasinya, maka reseptor HER-2 menjadi target terapeutik yang penting untuk terapi kanker. Untuk mengatasinya, saat ini jamak digunakan anti HER-2 berupa antibodi yang menargetkan domain ekstraseluler dan inhibitor tirosin kinase (Tai, 2010 dalam Amtiria, 2018). Antibodi yang menargetkan domain ekstraseluler digunakan untuk menekan dimerisasi (pengikatan antar dua molekul sejenis) HER-2 dengan anggota famili HER lainnya sehingga mampu mencegah aktivasinya. Sedangkan pemberian inhibitor tirosin kinase yang akan berikatan secara reversible dengan HER-2 menyebabkan fosforilasi tirosin pada sel tumor yang berkepanjangan sehingga reseptor terkait menjadi tak lagi aktif.

Pengujian kadar HER-2 dalam sampel jaringan, menurut metode yang sudah diverifikasi oleh Food and Drug Administration (FDA) US, dapat dilakukan melalui pengujian immunohistochemical (IHC) dan pengujian fluorescent in situ hybridization (FISH). Meskipun dapat dilakukan sendiri-sendiri, namun kedua metode ini dapat saling menguatkan hasil diagnosis. Analisis IHC harus diulang atau dikonfirmasi dengan FISH apabila perlakuan kontrol tidak sesuai dengan harapan, didapatkan banyak artefak, serta sampel menunjukkan reaksi positif kuat pada membran sel duktuli normal (kontrol internal) yang menunjukkan adanya antigen retrieval yang berlebih.

Menilik pentingnya pengujian HER-2 dalam langkah prediktif diagnosis kanker payudara, maka peluang riset pengembangan dan aplikasinya sangat luas. Untuk membantu Anda, kami menyediakan berbagai brand atibodi dan kit yang kompatibel dalam riset HER-2 dari beragam sampel.

Silakan hubungi kami untuk melakukan konsultasi dan pemesanan:

CS Flexylabs

+6281283722016

Source:

Rahma, A. & Khairun, N. B. (2018). Peran human epidermal growth factor receptor-2 pada kanker payudara. Agromedicine UNILA, 5(2): 644-647.

Youlden, D.R., Cramb, S.M., Dunn, N.A., et al. (2012). The descriptive epidemiology of female breast cancer: an international comparison of screening, incidence, survival and mortality. Cancer epidemiology36(3): 237-248.

Olayioye, M.A., Neve, R.M., Lane, H.A., & Hynes, N.E. (2000). The ErbB signaling network: receptor heterodimerization in development and cancer. The EMBO journal19(13): 3159-3167.

Editor: Fiorentina Refani